Gambar 1. Pos Pemantauan Sadengan
Masih fokus ke catatan perjalanan di Banyuwangi. Kali ini saya akan melanjutkan cerita di Taman Nasional Alas Purwo (cerita sebelumnya). Tepatnya kunjungan di Sadengan dan Pantai Plengkung.
Jam 11.00, setelah selesai mengambil gambar di Pura Giri Luhur Saloka, saya melanjutkan perlajanan ke Sadengan. Sadengan merupakan sebuah padang rumput yang luas. Lokasi tersebut menjadi habitat dari satwa-satwa liar yang ada di TN Alas Purwo. Jika di TN Baluran yang mempunyai Savana di Bekol, TN Alas Purwo juga mempunyai Savana yaitu Sadengan. Tidak berbeda jauh dengan Savana Bekol satwa liar yang bisa dijumpai antara lain adalah banteng, rusa, merak hijau, babi hutan dan masih banyak lainnya.
Di Sadengan terdapat pos pemantauan satwa, dengan pos tersebut pengunjung dapat mengamati satwa-satwa liar dari ketinggian. Pos pemantauan ini merupakan bangunan yang menyerupai gubuk dan mempunyai tiga lantai. Saat itu saya naik ke lantai tiga pos pemantauan, tapi sayang, saat itu tidak banyak satwa liar yang bisa diamati. Idealnya untuk mengamati satwa-satwa liar disini adalah pagi antara jam 6-9 dan sore antara jam 3.30-5. Kalau teman-teman punya teropong jangan lupa dibawa, agar lebih jelas saat mengamati satwa-satwa liar tersebut.
Gambar 2. Pos pemantauan
Saat berada di Sadengan, saya bertemu dengan beberapa rombongan. Ada yang datang bersama keluarga ada juga yang datang bersama teman-temannya. Kami bergabung untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Plengkung. Sadengan dan Pantai Plengkung berjarak kurang lebih 10km. Rute yang bisa ditempuh menggunakan kendaraan pribadi hanya sampai di Pantai Pancur. Jarak dari Pancur ke Pantai Plengkung sekitar 7km. Disini kendaraan pribadi tidak boleh melintas, dikarenakan jalur ke pantai Plengkung tidaklah bagus, banyak jalanan berlubang dan berlumpur sehingga mobil pribadi sangat sulit melewati jalur tersebut. Disini pengelola menyediakan transportasi berupa mobil jeep. Perjalanan pulang-pergi menggunakan mobil jeep dikenakan tarif 250rb. Jeep tersebut memiliki kapasitas maximal 8 orang penumpang.
Gambar 3. Pantai Pancur
Saat itu kami sharing cost/patungan, untuk menghemat biaya. Waktu yang dibutuhkan untuk tiba di pantai Plengkung adalah 20-30 menit menggunakan mobil jeep. Benar saja track yang kami lewati untuk menuju Pantai Plengkung tidaklah mulus, banyak jalanan berlubang yang berkali-kali mengguncang mobil. Selain itu kami juga melewati jalanan berlumpur dan berpasir. Yang paling menegangkan adalah saat mobil melewati jembatan. Jembatan tersebut hanya cukup dilalui roda-roda mobil, jadi ditengah-tengah jembatan itu berlubang, sehingga driver harus berhati-hati agar roda mobil tidak terpleset.
Gambar 4. Jembatan
Pantai Plengkung juga dikenal dengan sebutan G-Land. Nama tersebut melekat karena garis pantai pada pulau ini melengkung membentuk huruf "G".
Jam 13.00 kami sampai di Pantai Plengkung. Tak menunggu aba-aba masing-masing dari kami segera mengeluarkan kamera dan mulai mengambil gambar. Di pantai Plengkung terdapat beberapa resort yang terletak tidak jauh dari pantai. Pengunjung yang menginap di resort-resort tersebut kebanyakan adalah wisatawan asing. Pantai Plengkung bisa diakses melalui jalur darat menggunakan mobil dari Banyuwangi dan bisa juga diakses melalui jalur laut menggunakan kapal kecil (biasanya dari Bali). Kami menggunakan akses jalur darat, sedangkan para wisatawan asing ini kebanyakan menggunakan kapal dari bali.
Setelah berfoto-foto kami berjalan ke sebuah menara yang terletak sekitar 500 meter dari lokasi kami. Menara tersebut terdiri dari tiga lantai, dari sini kami bisa melihat Pantai Plengkung dengan lebih leluasa. Di kejauhan saya melihat seseorang sedang berselancar, meliuk-liuk seperti sedang menari diatas ombak. Tak diragukan lagi, disini memang salah satu surganya peselancar dunia, ombak besar dan bibir pantai yang luas membuat olahraga air ini sangat cocok dilakukan di Pantai Plengkung.
Gambar 5. Pantai Plengkung
Gambar 6. Pantai Plengkung
Kurang lebih 2 jam kami berkeliling dan bersantai di pantai, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Pantai Pancur. Sekitar jam 15.00 kami sampai di Pantai Pancur. Disini kami berpisah dan melanjutkan perjalanan ke masing-masing tujuan. Saat itu saya melanjutkan ke rumah singgah, agar bisa beristirahat lebih cepat. Rencana saya sepulang dari Alas Purwo adalah mendaki ke Kawah Ijen, jadi saya harus menyempatkan beristirahat agar tetap fit saat mendaki. Mungkin saya akhiri dulu catatan perjalanan di Alas Purwo kali ini. Cerita lanjutan akan saya posting dilain kesempatan, sekian dari saya, terimakasih.