Sabtu, 28 November 2015

Hari Kedua, Berkunjung Ke Taman Nasional Alas Purwo

Gambar 1. Gerbang masuk Taman Nasional Alas Purwo

     Taman Nasional Alas Purwo (TN Alas Purwo) terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia.

     Hari itu adalah hari kedua saya di Banyuwangi, postingan ini adalah cerita lanjutan dari catatan perjalanan sebelumnya yang berjudul "Menanam Terumbu Karang Di Pantai Bama". Setelah selesai menanam terumbu karang saya dan Selina sempat mengunjungi Pantai Boom, namun tak lama kemudian hujan turun, celakanya kami tidak membawa jas hujan. Basah kuyup, ya lumayanlah, perlu beberapa menit untuk mencari tempat berteduh saat itu. Rencana awal keliling kota dan mencari makanan khas Kota Banyuwangi pun harus terlewatkan. Saat itu kami berteduh disebuah warung makan dan menunggu hujan reda. Lebih dari satu jam menunggu, akhirnya hujan reda, saat itu kami langsung menuju rumah singgah untuk istirahat.
    Malam itu sebenarnya saya ingin melanjutkan perjalanan ke Kawah Ijen, namun sayang sekali rencana harus tertunda, karena saat bersiap-siap pada jam 23.00 hujan kembali turun. Saat itu saya mendengar kabar dari teman Pak Rahmat (pemilik rumah singgah), pendakian di Kawah Ijen telah ditutup. Karena tidak ingin memaksakan kondisi, rencana ke Kawah Ijen akhirnya tertunda.

     Hari Kedua di Banyuwangi, jam 05.00, setelah terbangun dari tidur. Saya berjalan melihat ke depan rumah singgah, saat itu saya bertemu dengan teman-teman lain sedang bersiap-siap pergi. Hari itu mereka pergi ke Pantai Boom dan Taman Nasional Baluran. Tujuan yang berbeda, karena rencana hari ini adalah mengunjungi Taman Nasional Alas Purwo. Kali ini saya sendiri yang berangkat dari rumah singgah. Karena saat itu Shelina telah melanjutkan perjalanannya ke Surabaya, sedangkan Tika, Nia, Ari, Onek (teman-teman lain yang saya temui di rumah singgah) pergi ke Pantai Boom dan Taman Nasional Baluran.

    Jam 06.30, hujan kembali turun, langit disekitar mulai terlihat petang. Ketika cuaca tak bersahabat menunggu adalah pilihan yang tepat. "Bikin Kopi saja dulu", seru Pak Rahmat, karena terpengaruh dengan sugestinya untuk membuat kopi, akhirnya saya menghabiskan waktu dengan minum kopi dan berbincang dengan Pak Rahmat. Saya banyak bertanya tentang destinasi-destinasi yang ada di Banyuwangi kepada beliau. Tak perlu diragukan lagi, beliau sangat hafal destinasi-destinasi yang ada di kota Banyuwangi. Banyak destinasi yang beliau rekomendasikan, namun sayang waktu yang terbatas, jadi saya hanya bisa mengunjungi beberapa destinasi yang beliau rekomendasikan. Tak terasa satu jam berlalu, meski cuaca masih mendung, saya putuskan untuk berangkat.

     Cukup mudah jalan menuju TN Alas Purwo, ikuti papan petunjuk ke arah kota Jember, kemudian ikuti petunjuk ke Pantai Plengkung. Di perjalanan saya membeli jas hujan untuk berjaga-jaga, karena saat itu hujan kembali turun. TN Alas Purwo bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2-3 jam dengan motor. Setelah membeli jas hujan saya kembali melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah saat saya sampai di daerah Purwoharjo (salah satu Kecamatan di Banyuwangi), cuaca cerah, bahkan sama sekali tidak turun hujan. Saya sempat berhenti di sebuah warung untuk bertanya jalan. Ternyata masih sekitar 1 jam perjalanan lagi untuk tiba di TN Alas Purwo.  Waktu menunjukkan jam 09.00, saya kembali melanjutkan perjalanan. Disepanjang perjalanan saya banyak bertanya kepada penduduk lokal. Hal ini saya lakukan, karena jarang menemui papan petunjuk jalan. Saat semakin dekat di kawasan Taman Nasional rumah-rumah warga sudah tidak terlihat, yang terlihat dikanan-kiri hanyalah pohon-pohon yang rindang. Pohon tersebut seakan-akan menjadi sebuah pintu gerbang yang menyambut kedatangan saya di TN Alas Purwo.

Gambar 2. Jalanan Taman Nasional Alas Purwo

     Pintu gerbang Taman Nasional Alas Purwo terlewati, beberapa meter kemudian terdapat Pos jaga (Rawa Bendo) yang bertugas untuk mendata pengunjung. Retribusi TN Alas Purwo adalah Rp.12.500/orang . Sekitar 100 meter dari pos jaga, terdapat petunjuk jalan yang mengarahkan pengunjung ke berbagai destinasi di TN Alas Purwo, diantaranya adalah Pantai Ngagelan, Pantai Trianggulasi, Pantai Plengkung, Sadengan, Pura Luhur Giri Saloka, Goa Istana, Goa Mayangkoro.

     Banyak sekali destinasi yang bisa dikunjungi disini, mungkin butuh seharian lebih untuk mengunjunginya satu persatu. Saat itu saya memilih untuk mengunjungi Sadengan dan Pantai Plengkung. Sadengan terletak sekitar 2 KM dari pos jaga (Rawa Bendo), di perjalanan saya melewati Pura Luhur Giri Saloka. Kapan lagi bisa foto-foto disini, dengan sigap saya pun mengambil kamera, menyiapkan enggel, kemudian mulai memotret. Ceritanya selfie sendirian karna gak ada yang fotoin.

Gambar 3. Foto-foto

Gambar 4. Gambar Pura dari kejauhan

    Pura Luhur Giri Seloka merupakan sebuah pura kuno bersejarah yang tersembunyi ditengah hutan dan hijau di alas purwo, meskipun letaknya ditengah hutan akan tetapi tempat tersebut selalu ramai dikunjungi oleh umat hindu di jawa dan bali. Para peziarah umat hindu biasa datang ke Pura Luhur Giri Saloka saat merayakan hari raya pagerwesi, hari raya tersebut diperuntukan untuk menyucikan benda keramat dengan menggunakan air yang berasal dari 7 mata air yang berbeda. Pura tesebut sungguh disakralkan oleh masyarakat hindu disekitar wilayah alas purwo dan oleh orang hindu bali. Tidak hanya didatangi oleh umat hindu saja tetapi oleh wisatawan lainnya. Tempat pura tersebut bisa dijadikan wisata religi maupun wisata sejarah. Saat menuju Pura mata kita disuguhi oleh hutan tropis yang belum pernah dilihat sebelumnya, semacam suara suara aneh dari berbagai jenis burung akan mengiringi lahkah kita sehingga tidak akan mengalami pejalanan yang membosankan.

     Setelah mengambil beberapa foto, saya melanjutkan perjalanan menuju Sadengan. Apa sih Sadengan? Biar gak kepanjangan, saya akhiri dulu yah catatan perjalanan di TN Alas Purwo ini. Ikuti postingan saya selanjutnya ke Sadengan, Pantai Pancur dan Pantai Plengkung, sebuah pantai yang ramai diperbincangkan sebagai salah satu surga para peselancar dunia di Banyuwangi.
   

   

   

   



Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger