Selasa, 02 Desember 2014

Hari Pasaran : Puncak Keramaian Pasar Tradisional Di Tanah Jawa

Gambar 1. Saat di Pasar Tradisional Gawok, Kec.Gatak, Kab.Sukoharjo

     Mungkin sebagian teman-teman pembaca ada yang belum tahu apa sih hari pasaran? hari pasaran ini berhubungan dengan weton. Weton sendiri adalah penanggalan jawa, yang sampai sekarang masih digunakan kebanyakan masyarakat jawa, dalam penanggalan jawa ini satu pasaran/minggu ada 5 hari yaitu Kliwon, Pahing, Wage, Pon, dan Legi. Jadi dapat disimpulkan hari pasaran adalah siklus mingguan dalam penanggalan jawa (5 hari).


     Kunjungan saya kali ini, berawal dari ajakan teman saya yang ingin mengadu burung kicauannya dengan komunitas pecinta burung lainnya yang sering hadir saat hari pasaran. Pasar yang saya kunjungi adalah Pasar Gawok, lokasi pasar ini berdekatan dengan kota Solo, sehingga pasar ini sudah sangat familiar bagi warga Solo dan sekitarnya. Di Kabupaten ini, tidak semua pasar tradisional ada hari pasaran yang menjadi puncak keramaiaannya, melainkan hanya beberapa pasar tradisional saja. Pasar Gawok adalah salah satu pasar yang mempunyai puncak keramaian pada hari pasaran (pasarannya yakni Pon), selain disini ada beberapa pasar sekitar yang mempunyai hari pasarannya masing-masing, seperti pasar Bekonang(kliwon),pasar Tanjung(pahing), pasar Tawangsari(legi). Selain di sekitar Solo Raya puncak keramaian pasaran ini juga banyak ditemui di kota-kota lain seperti Jogja, Salatiga, Pekalongan, Semarang, Temanggung dan beberapa kota lain yang masih sangat kental tradisi jawanya, mungkin teman-teman pembaca bisa menambahkan di kolom komentar.

     Pagi itu saya berangkat dengan beberapa teman saya, dan salah satu teman saya ini membawa burung kicauannya dari rumahnya. Saat tiba keramaian dan kemacetan pasar pun menyambut kami. Pasar Gawok saat itu terlihat sangat ramai, terlihat banyak pedagang yang berjualan dibahu-bahu jalan, mereka sesekali menawarkan dagangannya ketika pengunjung berjalan didekat lapak dagangannya (pedagang ini biasanya hanya datang saat hari pasaran). Setelah menembus kemacetan, kami pun memarkirkan motor kemudian menjelajahi sudut pasar dengan berjalan kaki. Saya berjalan melihat-lihat sekeliling pasar sedangkan teman saya menuju tempat burung-burung kicauan di adu. Oh iy menurut penjelasan teman saya sih mengadu burung kicauan itu berguna untuk melatih mental burung, agar lebih berani berkicau dan mampu bersaing dengan burung sejenisnya ketika dilombakan. Selain kicauan yang merdu, mental dari burung juga harus dilatih, sehingga burung tetap berkicau meski disuasana yang ramai. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menambah nilai jual burung menjadi lebih mahal.

Gambar 2. Area Pasar

Gambar 3. Tempat burung-burung kicauan

     Saat berjalan di Pasar Gawok, saya melihat banyak pedagang yang menjual kebutuhan sehari-hari, hewan ternak, peralatan kerja dan sebagainya. Tak kalah dengan pasar moderen, pasar tradisional ini terbilang cukup lengkap dan variatif. Tapi di pasar tradisional punya sedikit kelebihan jika dibandingkan pasar moderen, apa sih kelebihanya? emm..harga? yak, betul, apalagi kalau bukan harga, tidak pasar tradisional kalau harga barang tidak bisa ditawar, jadi ketika teman-teman datang di pasar tradisional jangan ragu-ragu untuk menawar barang yang akan kalian beli ya.

Gambar 4. Ragam pedagang di Pasar Gawok (nenek penjual tembakau)

Gambar 5. Ragam pedagang di Pasar Gawok 

Gambar 6. Caping

     Lama saya berkeliling pasar dan berdesak-desakan dengan pengunjung lain, akhirnya saya pun menghubungi teman saya untuk segera pulang. Saat itu hari sudah semakin siang, jam menunjukan pukul 11.00, ramai pasar juga berangsur-angsur menjadi sepi. Saat menuju parkiran saya tertarik pada salah satu pedagang topi, saya pun menyempatkan untuk mencoba-coba memakai beberapa topi yang ada, ketika merasa cocok, saya pun membelinya. 

Gambar 7. Topi saya bundar

     Setelah melewati negosiasi tawar menawar akhirnya saya mendapatkan topi itu dengan harga 7rb saja, cukup murah bukan, tampil kece gak harus mahal B-). Ditengah moderenisasi, pasar tradisional mulai perlahan-lahan tergusur oleh perkembangan jaman, yuk kita pertahankan pasar tradisional dengan tetap mengunjunginya, kalau bukan kita siapa lagi, iya nggak. Sekian dulu postingan dari saya, jika ada kritik dan saran silahkan tulis di kolom komentar, terimakasih. :D.




Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger