Senin, 24 November 2014

Goa Kreo : Melihat Lebih Dekat Petilasan Sunan Kalijaga Di Semarang

Gambar 1.Goa Kreo      

     Beberapa minggu lalu saya bersama Reny mengunjungi Kawasan Wisata Goa Kreo. Reny adalah rekan satu tim yang saya temui saat mendaki di Gunung Merbabu. Rencana ke Goa Kreo sebenarnya adalah acara yang mendadak, karena saat itu Reny akan segera bertugas di Kalimantan, jadi ia ingin mengunjungi beberapa tempat yang belum pernah ia kunjungi saat berada di kota Semarang. Saat itu saya yang tidak jadi merantau, akhirnya menemani Reny untuk berkunjung dan melihat lebih dekat kawasan yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga ini. Untuk yang belum tahu tentang Goa Kreo yuk baca pembahasannya di paragraf berikutnya. 


      Goa Kreo Semarang merupakan sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak . Ketika itu menurut legenda Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata “Kreo” berasal dari kata Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu. Kawasan Wisata Goa Kreo Semarang ini berada di Dukuh Talun Kacang, Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang. sumber

     Rabu 29 Oktober 2014, Kami berangkat jam 9 pagi dari Genuk Indah. Perjalanan dari Genuk kami tempuh dengan motor, meski masih satu kota Semarang dari Genuk menuju Goa Kreo membutuhkan waktu yang cukup lama yakni sekitar 1,5 jam perjalanan. Untuk teman-teman pembaca yang belum pernah ke Goa Kreo sedikit saya kasih petunjuk, kalo dari Simpang Lima, ambil jalan menuju bundaran Kalibanteng. Setelah sampai di lampu merah Kalibanteng, belok kiri (sudah ada petunjuk jalannya, tinggal diikuti sampai ke Goa Kreo). 

     Jam 10.30 kami sampai di Goa Kreo, tiket masuk ke Goa Kreo hanya Rp.3000/ orang dan Rp.1000 untuk parkir motor. Saat tiba diparkiran kami dapat melihat beberapa kawanan monyet dan Waduk/ Bendungan Jatibarang yang mengelilingi Goa Kreo, memang untuk sampai di Goa Kreo kami harus menyebrang jembatan dan melewati waduk Jatibarang ini. Menarik bukan, tak hanya melihat Petilasannya saja, namun pemandangan disini juga cukup bagus.

Gambar 2. Jembatan menuju Goa Kreo

     Setelah meninggalkan area parkir kami mulai melewati jembatan ini untuk menuju ke Goa. Oh iya monyet disini tidak usil dan menganggu  pengunjung yang datang, jadi jangan takut yah. Meski tidak menganggu, namun terkadang monyet disini tertarik pada tas plastik yang dijinjing para pengunjung dan botol minuman (monyet akan berfikir itu adalah makanan/snack, untuk botol biasanya banyak pengunjung yang memberi sisa minuman kepada monyet-monyet disini, jadi mereka tertarik dengan botol dibawa setiap pengunjung).

Gambar 3. Jalan menuju mulut Goa

     Beberapa menit berjalan akhirnya kami sampai didekat mulut Goa Kreo, kami pun mulai masuk ke Goa. Di Goa Kreo terdapat 2 mulut Goa, namun 2 mulut Goa ini berakhir dengan jalan buntu. Salah satu mulut Goa ini terdapat patung monyet, namun sayang tidak ada penjelasan tentang sejarah patung ini. Dan yang satunya hanyalah lorong Goa yang buntu dan dihuni oleh kelalawar.

Gambar 4. Patung di dalam Goa Kreo

Gambar 5. Ada monyet galau tuh gan,hehe

     Setelah menjelajah kedalam Goa dan tentunya berfoto-foto, kami pun berjalan mengelilingi area Goa tersebut. Tinggal ikuti jalan saja nanti ada tanjakan, dan kami pun tiba di atas Goa Kreo, dari sini ada sebuah tugu yang bertuliskan aksara Jawa, namun sayang tidak ada penjelasan tentang sejarah monumen ini.

Gambar 5. Tugu

     Mungkinkah ini monumen kayu petilasan dari Sunan Kalijaga yang dijaga oleh para monyet disini. Em, maybe yes, maybe no, saya juga nggak tahu,hehe. Tak terasa, sudah beberapa sudut dari Goa Kreo kami jelajahi, kami pun berjalan menuju keparkiran. Setelah sampai diparkiran kami tidak langsung pulang, melainkan mencari minuman untuk meredakan haus ditenggorogak kami terlebih dahulu. Melihat tumpukan kelapa, kami pun tertarik untuk memesan es kelapa muda atau yang biasa disebut es degan. Menikmati es degan dipinggir waduk, syahdu bener, menteblah pokoknya,hehe. Sekian dulu catatan perjalanan saya kali ini, sekian terimakasih. Buat Reny selamat bertugas aja yah dok #cemungutpokoke haha :D

                                                      Gambar 6. Syahdu bener,haha


Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger