Gambar 1. Salah satu Candi di Komplek Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan
candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan
Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung
Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi. Candi ini
diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu
dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi).
Oke sekarang sudah tahu Candi Gedong
Songo kan, kali ini kita masuk pada cerita. Cerita ini berisi tentang
perjalanan yang belum saya rencanakan sebelumnya, perjalanan ini
terjadi pada bulan Desember 2013. Saat itu saya dan satu orang teman saya
hanya berniat mendaki Gunung Ungaran untuk menyusul teman kami yang sudah
berangkat terlebih dahulu mendaki melalui jalur Babatan (bukan jalur resmi, jalur ini biasa digunakan oleh warga sekitar). Hari itu sudah gelap, kami
berangkat dari semarang pukul 8 malam menuju basecamp Mawar (salah satu jalur
pendakian Gunung Ungaran). Singkat cerita kami tiba di basecamp Mawar pukul
9.30 malam, saat itu kami mulai mendaftar dan membayar retribusi, kemudian
mulai mendaki.
Hampir 3 jam berjalan akhirnya
kami sampai puncak Gunung Ungaran, tempat dimana teman saya menunggu. Saat itu
kami agak kebingungan, karena teman saya tidak membawa tenda, selain itu dia
juga hanya mendaki seorang diri, jadi bisa saja dia bergabung dengan pendaki
lain yang belum pernah kami kenal sebelumnya. Saat itu kami hanya diberi tahu
bahwa dia bergabung dengan pendaki lain yang tendanya berada dibelakang tugu
puncak, namun saat kami memanggil dan meneriaki namanya tak kunjung ada
sahutan. Akhirnya kami duduk santai dan membuat kopi di tugu puncak Ungaran. Di tugu
puncak ada beberapa orang yang duduk-duduk santai juga dan ada juga yang sedang
tertidur. Setelah beberapa menit kami duduk, saya sepertinya mengenali sleeping bag dari orang yang tertidur ditugu puncak tersebut. Karena penasaran saya pun mengarahkan senter saya kepada orang yang tertidur tersebut, benar saja ternyata orang yang dari tadi terbaring nyenyak dengan
matras dan sleeping bag adalah teman kami. Setelah tahu akhirnya kami membangunkannya dan menawari secangkir kopi panas yang telah selesai kami buat. Saat itu kami mengobrol, bergurau, dan sesekali tertawa ketika membahas tentang dunia yang luas ini. Tak terasa lama sudah kami ditugu puncak, kantuk pun mulai menghampiri, akhirnya saya mendirikan tenda untuk tidur, namun teman saya yang satu ini ternyata lebih memilih untuk tidur di tugu dengan matras dan sleeping bagnya.
Setelah tidur cukup lama, akhirnya pagi tiba. Kami pun membuat sarapan dan minuman hangat. Saat itu kami berbincang dengan pendaki lain. Dari beberapa pendaki yang kami ajak berbincang, ada rombongan pendaki yang merencanakan turun melalui jalur Candi Gedong Songo, itu membuat saya tertarik untuk mencoba melaluinya saat perjalanan turun nanti. Kebetulan sekali teman saya yang saya susul mau membawakan motor saya yang sudah terparkir di basecamp Mawar kemarin (teman saya yang satu ini mendaki dengan berjalan kaki dari rumahnya yang terletak dekat pasar Babatan, pertemuan jalur yang dilalui teman saya adalah sebelum pertigaan sebelum pertigaan kebun teh antara Desa Peromnasan dan Puncak ).
Jam 7 pagi akhirnya saya dan teman saya mulai turun dari puncak melalui jalur Candi Gedong Songo bersama teman-teman pendaki dari Salatiga yang sudah sering melalui jalur ini. Jalur disini masih tertutup semak-semak dan banyak pohon yang menjulang tinggi, sehingga pada siang hari berjalan melalui jalur ini sama sekali tidak terasa panas, yang terasa hanyalah sejuk. Walaupun jalurnya namun masih banyak yang tertutup namun ada beberapa petunjuk yang mengarahkan kita tetap pada jalur, disini ada beberapa pertigaan, jadi jika teman-teman ingin lewat jalur ini hindarilah perjalanan malam agar tidak tersesat. Setelah cukup lama berjalan akhirnya kami tiba di komplek Candi Gedong Songo pada pukul 9.30.
Gambar 2. Tugu puncak, tempat teman saya tertidur
Jam 7 pagi akhirnya saya dan teman saya mulai turun dari puncak melalui jalur Candi Gedong Songo bersama teman-teman pendaki dari Salatiga yang sudah sering melalui jalur ini. Jalur disini masih tertutup semak-semak dan banyak pohon yang menjulang tinggi, sehingga pada siang hari berjalan melalui jalur ini sama sekali tidak terasa panas, yang terasa hanyalah sejuk. Walaupun jalurnya namun masih banyak yang tertutup namun ada beberapa petunjuk yang mengarahkan kita tetap pada jalur, disini ada beberapa pertigaan, jadi jika teman-teman ingin lewat jalur ini hindarilah perjalanan malam agar tidak tersesat. Setelah cukup lama berjalan akhirnya kami tiba di komplek Candi Gedong Songo pada pukul 9.30.
Gambar.3 jalur Candi Gedong Songo
Gambar 4. jalur Candi Gedong Songo
Gambar.5 jalur Candi Gedong Songo
Gambar.6 jalur Candi Gedong Songo
Gambar.7 jalur Candi Gedong Songo
Gambar.8 jalur Candi Gedong Songo
Gambar.9 jalur Candi Gedong Songo
Gambar 10. Istirahat di komplek wisata Candi Gedong Songo
Sejenak kami beristirahat di komplek Candi Gedong Songo, akhirnya kami melanjutkan perjalanan turun kejalan raya. Dari komplek Candi Gedong Songo ke jalan raya ternyata cukup jauh jika berjalan kaki yaitu hampir satu jam perjalanan. Diperjalanan turun ke jalan raya saya memberi kabar kepada teman saya yang turun dari Mawar. Setelah cukup lama berjalan akhirnya kami sampai di jalan raya, kami pun berpisah dengan teman-teman pendaki dari Salatiga. Mereka pulang dengan bis, sedangkan kami menunggu jemputan teman kami, sembari menunggu jemputan kami, melambaikan tangan kejalanan dan berniat untuk mencari tumpangan.
Setelah lama melambaikan tangan akhirnya kami mendapat tumpangan mobil pick up turun sampai gerbang masuk Bandungan. Diperjalanan turun kami berpapasan dengan teman saya yang turun dari Mawar sedang mengendarai motor saya (arah berlawanan dia berniat untuk menjemput kami), kami pun berteriak memanggilnya. Teman saya yang mendengar teriakan kami, akhirnya dia memutar arah, rencana mau njemput eh malah ditinggal,haha. Dari sini akhirnya kami turun di Gerbang Bandungan, kemudian pulang setelah mengantar teman saya yang tinggal didekat pasar Babatan. Sekian cerita dari saya, terimakasih sudah membaca.
Gambar 11. Nampak teman saya dibelakang mengendarai motor