Gambar 1. Desa Sembungan, Dieng
Karena banyaknya waktu luang, dan tidak adanya kegiatan hari ini saya akan bercerita tentang perjalanan saya di desa Sembungan, Dieng, Wonosobo. Desa Sembungan merupakan desa tertinggi di pulau Jawa yakni memiliki ketinggian 2306mdpl. Di desa Sembungan memiliki bukit yang bernama Sikunir, bukit ini sering dijadikan tempat camping para wisatawan karena mereka ingin menikmati keindahan Sunrise dari puncak bukit. Selain itu desa Sembungan juga memiliki danau yang dijadikan obyek wisata, danau ini bernama Danau Cebong . Pengunjung yang ingin berkeliling danau bisa menaiki kapal yang menyediakan jasa untuk mengantar para pengunjung.
Hari Sabtu 23 November 2013, saya dan ketiga teman saya berangkat dari Semarang menuju Desa Sembungan, Wonosobo setelah satu minggu sebelumnya kami berencana. Kami berempat berangkat dari Semarang pada pukul 5 sore. Dua jam berlalu kami sampai di Temanggung, disana kami istirahat dan membeli berbagai logistik untuk camping di bukit Sikunir. Setelah semua logistik terpenuhi kami pun melanjutkan perjalanan. Di tengah-tengah perjalanan, tepatnya setelah melewati perbatasan Temanggung-Wonosobo kabut semakin tebal, pemandangan ini tidak mengherankan karena jalan ini diapit oleh dua gunung yakni Gunung Sumbing dan Sindoro, akhirnya kami pun memutuskan untuk berhenti pada Angkringan yang kami temui saat melaju di jalan. Tidak berfikir lama saya pun memesan wedang jahe untuk menghangatkan badan dari cuaca yang dingin.
Setelah kabut mulai menipis kami pun melanjutkan perjalanan kami, hingga pukul 10 malam akhirnya kami tiba di desa Sembungan. Disana kami berhenti pada loket masuk kawasan wisata, disini kami sejenak beristirahat dan bergabung untuk merapat pada api unggun yang dibuat oleh para penjaga loket. Setelah cukup beristirahat kami menuju parkiran motor yang terletak persis disebelah danau Cebong. Motor berjajar rapi, banyaknya motor menandakan ramainya pengunjung yang sudah datang, tak lama kemudian kami pun menuju bukit Sikunir.
Perjalanan menuju puncak bukit tidak membutuhkan waktu yang lama, disini kami menempuhnya sekitar setengah jam perjalanan. Sampai di puncak bukit kami langsung mendirikan tenda dan mulai memasak. Tak membutuhkan waktu lama, mie instan hangat pun telah jadi, kami pun dengan lahap memakannya ditengah udara dingin malam yang kian menusuk. Malam semakin larut, kopi yang tadinya panas sudah menjadi dingin, saya pun memutuskan untuk masuk kedalam tenda dan tidur.
Pagi ini terlihat mendung, golden Sunrise yang dinanti-nantikan oleh para pengunjung pun tak kunjung terlihat karena tertutup awan. Wah sepertinya banyak penonton yang kecewa dengan pemandangan ini,haha
Setelah kabut mulai menipis kami pun melanjutkan perjalanan kami, hingga pukul 10 malam akhirnya kami tiba di desa Sembungan. Disana kami berhenti pada loket masuk kawasan wisata, disini kami sejenak beristirahat dan bergabung untuk merapat pada api unggun yang dibuat oleh para penjaga loket. Setelah cukup beristirahat kami menuju parkiran motor yang terletak persis disebelah danau Cebong. Motor berjajar rapi, banyaknya motor menandakan ramainya pengunjung yang sudah datang, tak lama kemudian kami pun menuju bukit Sikunir.
Perjalanan menuju puncak bukit tidak membutuhkan waktu yang lama, disini kami menempuhnya sekitar setengah jam perjalanan. Sampai di puncak bukit kami langsung mendirikan tenda dan mulai memasak. Tak membutuhkan waktu lama, mie instan hangat pun telah jadi, kami pun dengan lahap memakannya ditengah udara dingin malam yang kian menusuk. Malam semakin larut, kopi yang tadinya panas sudah menjadi dingin, saya pun memutuskan untuk masuk kedalam tenda dan tidur.
Pagi ini terlihat mendung, golden Sunrise yang dinanti-nantikan oleh para pengunjung pun tak kunjung terlihat karena tertutup awan. Wah sepertinya banyak penonton yang kecewa dengan pemandangan ini,haha
Gambar 2. Mendung sebeum muncul sunrise
Gambar 3. Sunrise
Sambil memandangi sunrise, kami pun membuat sarapan. Menu sarapan pagi ini cukup istimewa, yaitu opor ayam. Walaupun opor ayamnya dalam bentuk mie (mie dicampur bumbu opor ayam), tapi itu cukup untuk memadamkan kelaparan diperut kami,haha. Setelah kenyang, kami pun menuju danau cebong untuk memancing.
Gambar 4. Ramainya bukit Sikunir
Gambar 5. Menunggu opor ayam dimasak
Gambar 6. Danau Cebong terlihat dari bukit Sikunir
Gambar 7. Menuju danau Cebong
Setelah sampai di danau Cebong saya dan salah satu teman saya pun mulai memancing, sedangkan kedua teman saya yang lain menunggu ditepian danau. Tak lama kami memancing teman saya mendapatkan sambaran ikan yang cukup besar, namun setelah beberapa menit fight dengan ikan akhirnya ikan pun lolos. Disini kami memancing dengan teknik nyekrik (bahasa jawa), teknik ini merupakan cara memancing dengan mengandalkan kail yang besar (biasanya bentuknya menyerupai jangkar) tanpa menggunakan umpan. Biasanya pemancing melemparkan kail jauh kemudian digulung dengan cepat, hingga mengenai ikan yang tidak diketahui sebelumnya. Selain cara itu pemancing biasanya melihat dengan teliti target, ketika target terlihat kail dilemparkan didekat ikan kemudian ditarik dengan cepat. Disini kami menggunakan cara yang pertama yaitu dengan melemparkan kail sejauh-jauhnya kemudian menggulungnya dengan cepat.
Gambar 8. Memancing di danau Cebong
Gambar 9. Memancing ditepian danau
Walaupun tidak mendapatkan sambaran ikan lagi kami sudah cukup puas bisa memancing di danau cebong. Setelah itu saya dan teman saya bergabung ditepian danau dengan kedua teman saya yang sejak tadi menunggu kami memancing. Setelah lama ditepian danau dan puas menikmati pemandangan sekitar kami pun mulai beranjak untuk pulang ke Semarang. Sekian cerita dari saya, terimakasih sudah membaca.