Gambar 1. Curug Glawe
Curug Glawe??? iya Glawe. Mungkin namanya masih terdengar asing, bagi teman-teman yang berdomisili di Semarang. Namanya mirip dengan Curug Lawe yang sudah terkenal di kalangan warga Semarang. Sehingga banyak yang mengira Curug Glawe ini berada di desa Kalisidi, Gunungpati, Semarang. Tapi secara administratif lokasi Curug Glawe ini terletak di Desa Cening, Kecamatan Singorojo, Kendal. Lokasinya yang jauh dari pusat kota membuat tempat wisata ini kurang dikenal, bahkan oleh warga kendal sendiri. Cerita kali ini adalah perjalanan saya sewaktu mengunjungi Curug Glawe, yuk simak kelanjutannya :D.
Singkat cerita Sabtu 16 April 2016, saya, Jesica, Diah, Tutut dan Tika berkumpul di depat IAIN Walisongo Semarang. Kami berkumpul jam 08.00. Sambil berangkat menuju Curug Glawe, kami mencari warung makan untuk mengisi perut. Soto di pinggir Jalan Raya Ngaliyan menjadi pilihan kami. Di sela-sela makan kami melakukan pemetaan jalur melalui google map. Dari sana kami mendapatkan akses menuju desa Cening dengan rute sebagai berikut :
Akses
Dari Jalan Raya Ngaliyan, lurus saja ke arah Boja/Kendal. Pertigaan Jalan Raya Tampingan (setelah melewati SPBU) ambil arah ke Limbangan/Sumowono. Setelah itu lurus sekitar 7 Km ada pertigaan ke desa Gondang, ambil kekanan. Anda akan memasuki Jalan Semakam Pahlawan, Ikuti saja jalannya, dari sini masih sekitar 1 jam perjalanan lagi untuk sampai di desa Cening. Disini minim petunjuk jalan jadi harus aktif bertanya kepada warga lokal. Selain petunjuk jalan yang minim, jalanan disini banyak yang rusak. jadi persiapkan kendaraan anda dalam keadaan baik bila ingin berkunjung ke Curug Glawe.
Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalanan. Perjalanan berjalan lancar, meski sebelum sampai desa Cening banyak jalanan yang berlubang dan rusak. Tetapi motor yang kami tumpangi tidak mengalami masalah sedikitpun.
Setelah selesai makan, kami melanjutkan perjalanan. Perjalanan berjalan lancar, meski sebelum sampai desa Cening banyak jalanan yang berlubang dan rusak. Tetapi motor yang kami tumpangi tidak mengalami masalah sedikitpun.
Gambar 2. Menuju desa Cening
Meskipun jauh dan banyak jalan yang mengalami kerusakan, namun perjalanan menuju dusun ini sayang untuk dilewatkan begitu saja. Disepanjang perjalanan kami sempat mengambil beberapa gambar untuk diabadikan. Ini adalah salah satu fotonya :
Gambar 3. Pemandangan sebelum sampai di Curug Glawe
Jam 11.00 setelah melewati perjalanan panjang, kami tiba di lokasi wisata Curug Glawe. Sampai di lokasi kami menitipkan motor, kemudian sejenak beristirahat dan membeli camilan diwarung. Saya sempat bertanya lokasi Curug Glawe kepada pemilik warung. Diketahui, ternyata perjalanan dari parkiran menuju Curug memakan waktu yang cukup lama yaitu 1-1.5jam. Terdapat 3 pos untuk beristirahat sebelum sampai di Curug Glawe.
Ternyata perjalanan panjang masih belum berakhir. Jam 11.15, setelah merasa siap, kami mulai berjalan menuju Curug Glawe. Mula-mula kami melewati ladang milik warga sekitar. Disini kami sempat berpapasan dengan warga lokal dan bertegur sapa. Terik matahari kian menyengat. Saat tiba di pos kami sempat beristirahat cukup lama karena cuaca yang panas. Pos ini merupakan sebuah gubuk kecil yang berada di pinggir jalan. Dari sini kami bisa melihat hijaunya pepohonan yang nampak rindang dari ketinggian bukit. Angin bertiup sepoi, membuat suasana semakin asri.
Karena Curug Glawe masih jauh, kami melanjutkan perjalanan kembali. Kami berjalan dipinggir-pinggir bukit. Jalannya berkelok-kelok dan sebagian bukit menutupi bukit lainya. Sehingga banyak kejutan yang bisa dijumpai. Seperti air terjun yang terlihat dari ketinggian, serta anak-anak sungai kecil yang kami lewati saat perjalanan. Ditiap pos kami menyempatkan untuk berhenti, sekedar melepas dahaga dengan air minum yang kami bawa. Sejenak berhenti tak lupa kami juga mengambil gambar dari kamera handphone yang dibawa. Cekrek,,,cekrek...
Gambar 4. Istirahat di pos 2
Berfoto-foto dan bersenda gurau membuat perjalanan jauh ini tak terasa berat. Jam 13.30, akhirnya kami sampai. Saat itu saya melihat Diah dan Jesica yang sudah tiba terlebih dahulu langsung berbasah-basah dibawah Curug Glawe. Tak lama kemudian saya juga ikut menyusul mandi dibawah Curug Glawe. Curug ini mempunyai ketinggian sekitar 18 meter, dan berbentuk seperti perosotan, air yang mengalir begitu deras. Meski demikian, selama tidak hujan kami masih aman bermain-main dibawah air terjun.
Gambar 5. Nyusul basah-basahan
Saat mandi dibawah Curug, seperti relaksasi, pegal dan capek dibadan seakan hilang. Selang beberapa menit kami bermain air dibawah curug, ternyata sudah ada rombongan yang mengantri untuk bergantian menikmati kesegaran air di Curug Glawe. Setelah cukup puas menikmati segarnya air, kami pun menepi. Jam 15.00, setelah puas mengunjungi Curug Glawe akhirnya kami pulang. Oh iya sedikit catatan untuk teman-teman yang mau kesini. Pastikan berangkat pagi, karena perjalanan masuk kedesa Cening dan perjalanan ke Curug Glawe lumayan jauh. Jika ditotal saya dari Pedurungan, Semarang membutuhkan waktu sekitar 4 jam perjalanan.
Dari sini, bisa dilihat bahwa ternyata kota Kendal menyimpan potensi alam yang luar biasa dan perlu saya akui setiap daerah di Indonesia menyimpan berbagai keindahan alam tersendiri. Sekian catatan perjalanan saya kali ini, semoga dengan lebih mengenali alam sekitar, kita mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan hidup disekitar. Sehingga menciptakan kesadaran bahwa lingkungan hidup tidak hanya perlu dijaga, tapi juga dilestarikan. Sekian dari saya terimakasih.