Kamis, 21 Agustus 2014

Solo Trekking, Gunung Merbabu via Selo


Gambar 1. Sabana Gunung Merbabu

     Ini adalah kali kedua saya bercerita tentang Gunung Merbabu (cerita sebelumnya Guyuran Hujan di Gunung Merbabu). Jika dulu saya mendaki melalui jalur Wekas, kali ini saya akan bercerita tentang jalur yang berbeda. Jalur yang berbeda itu adalah jalur pendakian Selo. Selo merupakan sebuah kecamatan yang terletak di kabupaten Boyolali, sedangkan nama desa di jalur pendakian adalah desa Samiran. Mungkin gambar di bawah bisa sedikit menjelaskan lokasi jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo.

Gambar 2. Peta (sumber gambar)

Masuk ke cerita:
     Sabtu, 16 Agustus 2014, saat itu saya bangun pagi. Saya bangun tepatnya pada pukul 5.45 pagi, saya segera bergegas mengemas barang-barang dan perbekalan mendaki. Saya sendirian dari Semarang, karena memang saya tidak berencana dari jauh-jauh hari. Malam sebelumnya saya sempat mengajak teman-teman dari Semarang, namun karena berhalangan mereka tidak bisa ikut. Sebenarnya saya hanya berniat untuk menyusul teman-teman dari kota Klaten yang akan mendaki ke Gunung Merapi pada malam 16 Agustus, dan merayakan hari kemerdekaan di Gunung Merapi. Namun karena saya sedang mempunyai waktu senggang, saya pun berangkat pagi-pagi untuk mendaki Gunung Merbabu terlebih dahulu, kemudian malamnya lanjut menyusul teman saya yang akan mendaki ke Gunung Merapi.

     Pukul 6.15 saya mulai berangkat dari Semarang, menggunakan motor. Perjalanan ke basecamp Selo cukup lancar, disini saya lewat Ambarawa-Grabag(Magelang) kemudian tembus ke Selo(Boyolali). 3jam lebih berkendara, akhirnya saya tiba di Basecamp Selo pada jam 9.30. Sampai di jalur pendakian saya istirahat di salah satu basecamp, di jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo terdapat beberapa basecamp/rumah singgah untuk menampung para pendaki. Di salah satu basecamp tersebut saya memesan makanan untuk mengisi perut saya yang sejak bangun tidur belum terisi apa-apa. Meski lauk sangat sederhana, yakni nasi telur dan tumis tempe, namun perut yang lapar menjadikan hidangan ini sangat istimewa. Setelah selesai makan saya pun membayarnya, meski terletak di Gunung, ternyata makanan disini tidak jauh berbeda dalam segi harga bila dibandingkan di kota ataupun warung-warung pinggir jalan, untuk satu porsi nasi telur + tumis tempe + teh hangat saya hanya membayar Rp.8000 saja, digunung yang notabanenya serba sulit, harga itu cukup murah bukan.

     Setelah kenyang dan cukup beristirahat, saya pun memulai pendakian pada jam 10.00 (sedikit tips untuk teman-teman, sehabis makan besar seperti nasi,mie dll sebaiknya jangan langsung mendaki, istirahatlah minimal 30 menit, hal ini untuk menghindari agar perut tidak merasa nyeri saat berjalan, istilah jawanya "suduk'en"). Perjalanan di jalur ini pertama-tama melewati hutan, hingga pos 2 jalur pendakian sudah mulai terbuka. Jalur yang terbuka membuat cuaca siang hari sangat panas, saya pun beberapa kali berteduh dari panasnya terik matahari. Jalur pendakian di Selo sebenarnya cukup landai jika dibandingkan jalur pendakian Wekas, namun jalur pendakian disini tidak terdapat mata air, sehingga pendaki harus membawa perbekalan air minum dari bawah.  Diperjalanan saya bertemu juga pendaki yang sama seperti saya yaitu solo trekker, namun karena keterbatasan waktu ia hanya sampai pos 2 dan lanjut ke tujuan berikutnya yakni Gunung Lawu.

Gambar 3. Jalur pendakian mulai terbuka

     Setelah 3 jam lebih berjalan saya sampai di Sabana 1, disini terdapat beberapa tenda yang sudah berdiri, saya pun sejenak menumpang berteduh disalah satu tenda. Karena cuaca yang panas, ditenda pun juga terasa panas, setelah beristirahat sejenak saya berpamitan dengan teman-teman pendaki saat itu, kemudian melanjutkan perjalanan dan mencari pepohonan untuk berteduh lagi. Di Sabana jarang terdapat pepohonan yang tinggi, sehingga saya berjalan cukup lama untuk menemukan tempat berteduh.

Gambar 4. Istirahat sambil memotret pemandangan didepan mata

     Setelah lama berjalan, beristirahat dan berjalan lagi, akhirnya saya sampai juga di puncak Kentheng Songo pada pukul 14.20. Saat tiba di puncak saya bertemu dengan beberapa rombongan pendaki yang sudah berada di puncak, ada yang sedang istirahat dan ada juga yang membangun tenda di puncak. Setelah sedikit berbincang dengan mereka, saya pun mencari tempat yang teduh untuk beristirahat. Akhirnya saya istirahat di puncak Trianggulasi, disini saya memakan bekal makanan yang sudah saya bawa dari rumah, setelah makan saya pun tidur untuk menghilangkan rasa lelah.

 Gambar 5. Tanjakan terakhir menuju puncak Kentheng Songo

Gambar 6. Narsis dulu, mumpung ada yang mau motoin

    Setelah tertidur cukup lama akhirnya saya bangun pukul 15.30. Saya pun mengemasi barang kemudian segera turun. Di perjalanan turun saya sedikit tergesa-gesa karena pendaki yang mulai ramai, itu membuat saya berfikir bahwa parkiran motor dibawah juga akan penuh, apabila saya tidak segera turun, saya akan kesulitan mengeluarkan motor saya yang sudah terparkir rapi di bawah. Beberapa jam berlalu dan banyak menemui pendaki yang sedang membangun tenda, maupun sedang perjalanan naik akhirnya saya tiba di basecamp pukul 18.00.

Gambar 7. Foto saat perjalanan turun

Gambar 8. Gerbang jalur pendakian di sore hari

     Setelah sampai di basecamp saya istirahat dan memesan makanan, cukup lama menunggu saya, yah karena saat itu memang banyak pendaki yang juga memesan makanan, sedangkan nasi masih dalam proses pembuatan. Setelah lama menunggu makanan akhirnya datang juga pesanan saya, menu kali ini saya memesan Soto, sangat nikmat disaat perut lapar dan di nikmati saat dinginnya cuaca pegunungan. Setelah kenyang dan istirahat yang cukup saya pun mulai keparkiran, disini saya cukup lega karena motor saya masih bisa dikeluarkan setelah mengangkat dan menarik beberapa motor keluar. Setelah keluar dari parkiran saya pun melanjutkan perjalanan saya ke Gunung Merapi untuk mendaki bersama teman-teman dari kota Klaten.

     Saya meninggalkan Basecamp Selo pada jam 20.00. Saat di Basecamp Selo, saya agak susah mengirim sms ke teman saya, disini saya hanya mendapat sms dari teman saya yang memberi kabar untuk bertemu di Polsek Selo. Mendapat kabar itu saya pun segera bergegas untuk turun. Saya berhenti disebuah warung, dekat dengan Polsek Selo untuk membeli logistik sembari memberi kabar teman-teman yang lain. Saya menelfon teman dan ternyata mereka baru saja akan berangkat dari Klaten. "Wah bakal nunggu lama nih" pikir saya. Untuk membuang rasa bosan karena sendiri, saya pun mengobrol dengan pemilik warung. Pemilik warung tersebut sangat ramah dan baik, saya dibolehkan istirahat dan menunggu teman saya didepan warungnya. Disini saya diceritakan tentang masyarakat Selo, tradisi tahunan seperti arak-arakan Reog, upacara pasaran di luweng lentheng (upacara tersebut dilakukan pada 35hari sekali tepatnya pada selasa kliwon,sedikit lupa saya antara selasa/jum'at, sedangakan luweng lenteng adalah sebutan dari pemilik warung,mungkin warga sekitar juga mempunyai sebutan yang sama untuk puncak Gunung Merbabu/Kentheng 9)

     Jam 21.30, tepatnya 1,5 jam saya menunggu, akhirnya teman-teman saya dari Klaten tiba di polsek Selo. Disini saya bertemu di warung makan dekat Polsek Selo. Teman-teman yang lain makan, sedangkan saya masih merasa kekenyangan karena sudah makan sewaktu dibasecamp Selo tadi, sehingga saya hanya memesan teh hangat. Cukup lama kami disini, karena teman saya berencana memulai pendakian pada jam 00.00. Disini kami tidak berniat untuk mendirikan camp, jadi kami memulai pendakian lebih larut. Dari basecamp Merapi - Puncak membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam, sehingga banyak pendaki yang memulai pendakian jam 00.00, harapanya ketika sampai puncak pas dengan terbitnya matahari/sunrise.

Gambar 9. Foto diwarung dekat polsek selo

     Jam 23.00, kami meninggalkan warung dan menuju ke New Selo (basecamp pendakian Gunung Merapi). Setelah sampai basecamp, kami membayar retribusi kemudian berjalan ke New Selo. Disini kami sempat kesulitan untuk memarkirkan motor, yah karena pada malam tersebut, banyak sekali pendaki yang juga ingin merayakan hari kemerdekaannya di Gunung Merapi. Dijalanan menuju New Selo pun hampir seluruh jalan dipenuhi oleh pendaki. Saya dan teman-teman menjadi sebagian kecil dari para pendaki malam itu. Kami sampai di New Selo jam 23.30, kami beristirahat dan menunggu jam 00.00 untuk memulai pendakian.  

      Jam 00.00 tiba, kami mulai mendaki, meski malam tapi banyaknya pendaki membuat trek yang berdebu terlihat sangat jelas. Sesekali debu-debu itu membuat saya bersin-bersin, untung saja ada teman yang membawa masker, saya pun meminta satu dan memakainya agar pernafasan tidak terganggu oleh debu. Karena sangat ramai, perjalanan pun menjadi lebih lama, disini kami mencoba melalui jalur evakuasi agar terhindar dari banyaknya debu dan macetnya jalur pendakian. Yah saat itu benar-benar macet karena disepanjang jalur dipenuhi oleh pendaki dari berbagai kota di Indonesia dan bahkan dari luar negeri juga ada. Perjalanan kami disini menjadi lebih lancar, tapi naas pada suatu tanjakan saya terperosok, hingga akhirnya sandal yang saya pakai putus. Saat itu saya menjadi malas untuk melanjutkan perjalanan, akan sangat susah dan terlalu memaksakan diri jika saya putuskan untuk lanjut. Lagi-lagi sendiri, yah saat itu saya memutuskan untuk turun di shelter 1 dan menunggu teman-teman yang lain di shelter 1. 

     Jam 01.30 saya sampai di shelter 1, saya mulai menggelar sleeping bag kemudian mencoba untuk tidur. Saat itu di shelter 1 terbilang ramai, para pendaki yang sejenak singgah terkadang membuat saya terbangun. Suasana ini berbanding terbalik ketika siang saya tidur di puncak merbabu, suasana yang tenang, hembusan angin yang sejuk berganti dengan keramaian para pendaki dan debu-debu yang berterbangan saat mereka menapakkan kaki ketanah yang kering.  

     Pagi 17 Agustus 2014, meski tidak terlalu lelap tidur, saya pun bangun. Ternyata ada beberapa pendaki lain yang mendirikan tenda disekitar shelter 1. Selain mendirikan ada juga yang tidur dengan matras dan sleeping bag, seperti halnya saya. Pagi hari, saya sarapan dengan beberapa potong roti yang saya beli dari warung didekat polsek Selo kemarin. Beberapa pendaki lain terlihat saling menawarkan dan membagikan logistik yang dibawanya, meski seadanya, saya pun tak mau ketinggalan untuk saling menawarkan logistik yang saya bawa. Lama menunggu, jam 10.30 akhirnya teman-teman saya datang, namun saat itu teman saya memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu. 

     Cukup lama beristirahat, akhirnya kami meninggalkan shelter 1 pada jam 12.00. Karena jalur yang berdebu, akhirnya kami lewat ladang agar terhindar dari jalur yang berdebu dan ramai. Jika dari shelter 1, belok kiri, ikuti saja jalurnya, jalur disini banyak rerumputan sehingga tidak berdebu. 


 Gambar 10. Lewat ladang

Gambar 11. Ramainya, saat melintasi jalur pendakian

     Jam 12.30 kami sampai di New Selo, disini kami langsung menuju parkiran kemudian mencari makan siang di bawah. Kami menuju warung yang kemarin malam kami singgahi. Sampai disana disekitar polsek selo sangat ramai, warung yang kami singgahi pun juga ramai. Ternyata keramaian tersebut juga disebabkan arak-arakan reog dari desa Sukabumi, Cepogo, mungkin ini acara yang diceritakan pemilik warung kemarin ketika saya menunggu teman-teman dari Klaten. Kami sedikit kesulitan untuk menempatkan kendaraan kami, namun setelah beberapa menggeser motor akhirnya motor kami dapat terparkir dengan rapi. Pemandangan dari warung ini ternyata cukup bagus, disini kami dapat melihat Gunung Merapi dengan jelas.

Gambar 12. Terlihat arak-arakan reog dan Gunung Merapi

     Saat sampai di warung, kami sedikit berdesak-desakan dengan pengunjung yang lain, kami memesan Soto. Cukup lama kami menunggu hidangan datang, kami menunggu sambil berbincang dan bercerita tentang pendakian semalam. Pesanan kami datang, tanpa aba-aba kami langsung menyantap Soto itu dengan lahapnya. Setelah semua selesai makan dan istirahat, kami pulang pada jam 14.00. Saya pun juga ikut pulang ke kota Klaten, karena pada saat itu saya ada keperluan yang terbilang penting. Mungkin sekian dulu catatan perjalanan saya, terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca, bila ada kritik dan saran, silahkan beri tulis di kolom komentar :D 



  
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger