Kretek merupakan salah satu jenis rokok yang berasal dari tembakau yang dikeringkan. Ketika dihisap rokok ini berbunyi kretek-kretek, inilah alasan dinamainya rokok kretek. Di kota inilah pertama kalinya rokok kretek ditemukan. Penemunya adalah salah seorang warganya yang bernama Nitisemito. Jadi kota mana sih yang mendapat julukan sebagai kota Kretek? hmm kota ini adalah Kudus, Jawa Tengah.
Sudah tahukan sedikit sejarah dari Kota Kretek. Oke masuk cerita yah kali ini saya akan bercerita saat berada di kota Kudus. Berhubung saya suka dengan destinasi alam, yuk kita explore dikit ada apa saja sih destinasi alam yang ada di Kota Kudus? Yuk simak ceritanya. Sabtu 24 Januari, pagi itu saya dan teman saya yang bernama yanuar berangkat dari kota Semarang jam 07.00. Kami berniat menyusul teman yang akan melakukan acara camping di bukit Abiyoso (deretan Gunung Muria) tepatnya desa Rahtawu. Info yang kami tahu mereka berangkat jam 05.00 dari Semarang. Perjalanan ke Kudus kami tempuh menggunakan motor. Karena rencana yang bisa dibilang mendadak, saat itu kami kurang persiapan. Kami tidak tahu sama sekali arah untuk menuju bukit Abiyoso ini, barulah ketika tiba di kota Kudus kami mulai bertanya-tanya kepada warga sekitar.
Di Kota, jam menunjukan pukul 08.30 kami sampai disebuah pasar dekat dengan alun-alun simpang tujuh. Disana kami berhenti disalah satu konter hp. Saya mengisi pulsa dan sekalian bertanya jalan, seperti kata pepatah "satu kali dayung, dua tiga pulau terlampaui", yak mungkin inilah yang sedang kami lakukan,hehe. Disini kami diberi arahan untuk ke arah Colo dan Makam Sunan Muria. Setelah mendapat petunjuk kami pun melanjutkan perjalanan. Di dalam perjalanan yanuar menghubungi teman-temannya apakah mereka sudah sampai di bukit Abiyoso. Dari obrolan yanua ditelpon, kami mendapatkan kabar bahwa mereka berangkat jam 5 sore dan bukan jam 5 pagi. Kampret bener nih yanuar, saat itu saya menggerutu padanya, tapi ya sudahlah kami sudah sampai di Kudus. Saat itu saya memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan untuk menuju bukit Abiyoso dan menemui teman-teman yang lain saat peperjalanan pulang. Kami tidak ikut camp disana, karena besoknya saya harus ada acara lain yang lebih penting (kata-katanya sok sibuk banget yak,hehe).
Gunung Muria telah terlihat dari kejauhan. Perlahan-lahan jalan beraspal semakin menanjak dan sedikit berkelok-kelok. Kami berhenti disebuah toko membeli bekal. Bekal saya siapkan untuk tracking ke bukit Abiyoso nanti. Untuk memastikan bahwa arah kami benar kami juga bertanya pada pemilik toko tersebut.
Sudah tahukan sedikit sejarah dari Kota Kretek. Oke masuk cerita yah kali ini saya akan bercerita saat berada di kota Kudus. Berhubung saya suka dengan destinasi alam, yuk kita explore dikit ada apa saja sih destinasi alam yang ada di Kota Kudus? Yuk simak ceritanya. Sabtu 24 Januari, pagi itu saya dan teman saya yang bernama yanuar berangkat dari kota Semarang jam 07.00. Kami berniat menyusul teman yang akan melakukan acara camping di bukit Abiyoso (deretan Gunung Muria) tepatnya desa Rahtawu. Info yang kami tahu mereka berangkat jam 05.00 dari Semarang. Perjalanan ke Kudus kami tempuh menggunakan motor. Karena rencana yang bisa dibilang mendadak, saat itu kami kurang persiapan. Kami tidak tahu sama sekali arah untuk menuju bukit Abiyoso ini, barulah ketika tiba di kota Kudus kami mulai bertanya-tanya kepada warga sekitar.
Di Kota, jam menunjukan pukul 08.30 kami sampai disebuah pasar dekat dengan alun-alun simpang tujuh. Disana kami berhenti disalah satu konter hp. Saya mengisi pulsa dan sekalian bertanya jalan, seperti kata pepatah "satu kali dayung, dua tiga pulau terlampaui", yak mungkin inilah yang sedang kami lakukan,hehe. Disini kami diberi arahan untuk ke arah Colo dan Makam Sunan Muria. Setelah mendapat petunjuk kami pun melanjutkan perjalanan. Di dalam perjalanan yanuar menghubungi teman-temannya apakah mereka sudah sampai di bukit Abiyoso. Dari obrolan yanua ditelpon, kami mendapatkan kabar bahwa mereka berangkat jam 5 sore dan bukan jam 5 pagi. Kampret bener nih yanuar, saat itu saya menggerutu padanya, tapi ya sudahlah kami sudah sampai di Kudus. Saat itu saya memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan untuk menuju bukit Abiyoso dan menemui teman-teman yang lain saat peperjalanan pulang. Kami tidak ikut camp disana, karena besoknya saya harus ada acara lain yang lebih penting (kata-katanya sok sibuk banget yak,hehe).
Gunung Muria telah terlihat dari kejauhan. Perlahan-lahan jalan beraspal semakin menanjak dan sedikit berkelok-kelok. Kami berhenti disebuah toko membeli bekal. Bekal saya siapkan untuk tracking ke bukit Abiyoso nanti. Untuk memastikan bahwa arah kami benar kami juga bertanya pada pemilik toko tersebut.
"Bu, benarkah ini arah ke makam Sunan Muria?"tanyaku.
"Iya lurus saja terus mas ikuti jalan aspal ini" jawab sang pemilik toko, sambil menunjuk jalan beraspal didepan tokonya.
Kami melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian kami melewati makam Sunan Muria. Saya menggeber motor terus kearah jalanan aspal yang menanjak. Disana kami melewati wisata Air Terjun Monthel. Perjalanan terhenti saat kami berada dipos.
"Mau kemana mas?" tanya bapak-bapak penunggu pos,
"oh saya mau kedesa rahtawu pak, bukit Abiyoso", jawabku
jawaban bapak tersebut membuat saya kaget,
"Oh kalo mau ke Rahtawu lewatnya sana mas (bapak tersebut menjelaskan arah yang benar)".
Waduh, usut punya usut ternyata kami salah jalan, saat itu saya mengira Makam Sunan Muria adalah desa Rahtawu (salah bertanya ketika ditoko tadi).
Oke karena terlanjur salah jalan dan kebetulan ada tempat wisata Air Terjun, kami pun mampir mengunjunginya. Inilah Air Terjun Monthel yang terletak tak jauh dari Makam Sunan Muria Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Jawa Tengah.
Oke karena terlanjur salah jalan dan kebetulan ada tempat wisata Air Terjun, kami pun mampir mengunjunginya. Inilah Air Terjun Monthel yang terletak tak jauh dari Makam Sunan Muria Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Jawa Tengah.
Gambar 2. Air Terjun Monthel
Gambar 3. Air Terjun Monthel dari kejauhan
Dari pintu masuk loket pembayaran Air Terjun ini berjarak kurang lebih 500 meter. Bukan hanya Air Terjun, dikawasan ini juga ada tempat menarik lain untuk dikunjungi. Tempat lain yang bisa dikudikunjungi adalah Air Tiga Rasa dan Makam Syeh Sadzali (Tentang). Untuk sampai kesana kita tinggal mengikuti arah yang terdapat di Air Terjun Monthel. Mata Air Tiga Rasa ini terletak satu komplek dengan makam Syeh Sadzali untuk menjangkaunya kami harus berjalan sekitar 1 km lagi melewati jalan setapak kemudian bertemu jalan beraspal sampai Makam. Selain jalan kaki, makam ini juga bisa ditempuh menggunakan ojek. Untuk menghemat biaya saat itu, kami berjalan kaki,hehe :D.
Gambar 4. Jalan setapak
Gambar 5. Jalan beraspal menuju Makam Syeh Sadzali
Jam 12.00 tepatnya sekitar 30 menit kami berjalan, akhirnya kami sampai di Makam Syeh Sadzali. Kami yang dari tadi dihinggapi rasa penasaran pun segera mencoba mata Air yang konon memiliki tiga rasa yang berbeda ini.
Gambar 6. Gerbang masuk Makam Syeh Sadzali
Gambar 7. Sumber Mata Air Tiga Rasa
Gambar 8. Icip-icip mata air tiga rasa
Sumber Mata Air Tiga Rasa ini sudah masing-masing disekat, sehingga berbentuk seperti kolam-kolam kecil. Benar saja, air tawar disini memiliki rasa yang berbeda-beda, ada yang asam, seperti soda dan sedikit pahit. Setelah mencoba Mata Air Tiga Rasa ini kami pun sejenak mengunjungi makam kemudian melakukan sholat zuhur di mushola yang terletak tak jauh dari komplek makam.
Jam 13.00 setelah selesai mengunjungi Sumber Mata Air Tiga Rasa dan Makam Syeh Sadzali, kami pun memutuskan untuk kembali keparkiran dan melanjutkan perjalanan kami ke Bukit Abiyoso desa Rahtawu. Oke sekian dulu yah ceritanya, biar postnya gak kepanjangan,hehe, cerita lanjutannya next post yah. Terima kasih sudah berkunjung :D.