Selasa, 29 Juli 2014

Jelajah Pantai Selatan Jawa di Kota Pacitan, Jawa Timur

    

Gambar 1. Deretan pantai kota Pacitan

     Sebelumnya saya mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H". Oke langsung masuk kecerita aja yah, kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya mennjelajahi pantai di kota pacitan pada tanggal 27 Februari 2014. Perjalanan saya ke kota Pacitan ini sebenarnya ingin mencari referensi liburan. Kebetulan pada saat itu saya sedang berada di kota Klaten yang notabanenya dekat dengan kota Pacitan.

     Saat itu malam sebelum keberangkatan saya dan teman-teman sedang nongkrong di sebuah pos gerdu sambil membuat api dengan kayu bakar untuk memasak air. Memang kami biasa memasak air sendiri untuk membuat kopi ataupun teh, kami biasa membuat api dengan limbah kayu dari industri mebel rumahan yang berada didekat pos gerdu. Sambil mennggu air matang kami mengobrol, sampai akhirnya sebuah obrolan tentang pantai-pantai di kota Pacitan. Saya pun tertarik untuk mencobanya melihat secara langsung, saat itu saya mengajak salah satu teman saya untuk mengantar, kebetulan saat itu ia memang sedang tidak bekerja. Kami berencana dari Klaten akan berangkat jam 9 pagi.

     Jam 9 pagi esok hari, kami mulai berangkat dari kota Klaten. Kami berangkat ke Pacitan dengan sepeda motor, di perjalanan kami melewati kota Sukoharjo, Wonogiri kemudian Pacitan. Karena ingin menjelajahi pantai-pantai, disini kami lewat kecamatan Paranggupito, Wonogiri. Kecamatan Paranggupito merupakan jalur yang dekat dengan deretan pantai-pantai selatan Jawa, namun sayangnya akses jalanan disini kurang baik dan banyak kerusakan yang tak kunjung diperbaiki. Dari Paranggupito ke Pacitan kami melewati beberapa pantai yaitu nampu (wonogiri), banyu tibo (pacitan), buyutan (pacitan), klayar (pacitan).

     Jam 11 kami sampai di Paranggupito, kami berhenti dirumah saudara teman saya yang kebetulan berada didekat Pantai Nampu untuk beristirahat. Dari rumah saudara teman saya ke pantai cukup dekat kira-kira sekitar 500m.

Gambar 2. Pantai Nampu

     Jam 12.30 kami meninggalkan rumah saudara dari teman saya, kemudian melanjutkan perjalanan. Perjaanan berikutnya adalah pantai Banyu Tibo (berasal dari bahasa jawa Banyu berarti Air, sedangkan Tibo berarti Jatuh). Dari rumah saudara teman saya ke pantai Banyu Tibo hanya membutuhkan 30 menit perjalanan, sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh, tapi jalan yang rusak membuat perjalanan kami sedikit lama. Disini kami melewati perbatasan kota Wonogiri dan Pacitan, pantai Banyu Tibo masuk di kota Pacitan, tepatnya di kecamatan Donorejo desa Widoro. Papan petunjuk ke pantai Banyu Tibo tidak terlalu jelas, untuk teman-teman yang baru pertama kali, sebaiknya banyak bertanya dengan penduduk sekitar. Disini akses jalur kepantainya sangat sempit dan cukup sulit jika diakses dengan mobil.

Gambar 3. Pantai Banyu Tibo dari atas tebing

Gambar 4. Banyu Tibo dari bawah

    Jam 1 kami sampai di Pantai Banyu Tibo, saat itu air laut tidak sedang pasang, sehingga kami bisa turun ke bibir pantai Banyu Tibo. Untuk sampai bibir pantai kami harus menuruni tebing, untuk menuruninya cukup mudah karena memang sudah ada jalan dan banyak dilewati. Karena panas matahari dipantai maka kami tidak berlama-lama di pantai, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Buyutan yang terletak tidak jauh dari pantai Banyu Tibo.

     Jam 2 sore kami sampai di pantai Buyutan, akses jalan ke pantai ini juga sama sulitnya dengan pantai Banyu Tibo, tapi sebanding dengan pemandangan yang disuguhkan di pantai ini. Sebelum sampai ke pantai Buyutan kami melewati area persawahaan. Pemandangan yang indah hijaunya sawah berpadu dengan birunya laut.

Gambar 5. Area persawahan sebelum sampai pantai Buyutan

Gambar 6. Pantai Buyutan dari atas tebing

     Untuk sampai ke bibir pantai kami harus menuruni tebing, berbeda dengan tebing yang kami lewati di pantai Banyu Tibo, tebing pantai Buyutan bisa dilewati dengan motor. Meski bisa dilewati motor kami harus berhati-hati karena jalan menuruni tebing ini tidaklah bagus. Saat kami disini tidak terdapat fasilitas wisata seperti mck/musola, bahkan penjual, retribusi dan parkir juga tidak ada. Hal tersebut juga sama seperti pantai-pantai sebelumnya kami datangi.

Gambar 7. Setelah turun dari tebing

Gambar 8. Tebing yang kami lalui

     Jam 2.30 sore kami meninggalkan pantai buyutan, kami melanjutkan perjalanan lagi. Tujuan kami kali ini adalah ke Luweng Jaran / Luweng Ombo, Luweng Jaran terletak di desa Jluban, kecamatan Punung. Sebenarnya kami hanya penasaran, karena Luweng Jaran merupakan Goa vertikal (biasa disebut Luweng oleh masyarakat sekitar) yang terdalam di pulau Jawa, kedalaman goa ini adalah 120m. Disini belum ada fasilitas untuk wisatawan menjelajahi goa tersebut, biasanya hanya beberapa ekspedisi pecinta alam yang sudah pernah menikmati keindahan di dalam goa tersebut.

Gambar 9. Mulut Goa


Gambar 10. Pemandangan dari dalam Luweng Jaran

     Setelah sampai dan beristirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan lagi ke pantai Klayar. Dari Luweng Jaran ke pantai Klayar kami menempuhnya sekitar 30 menit perjalanan. Jam 4.30 sore kami sampai di pantai Klayar. Dipantai ini mempunyai fasilitas untuk para wisatawan seperti mck dan musola. Banyak juga tempat penginapan didekat pantai Klayar mulai dari harga 50rb/malam. Di timur pantai Klayar terdapat batu-batu karang yang berbentuk seperti Spink dan seruling laut (air mancur yang terjadi karena celah karang bertemu dengan hempasan ombak yang kuat). 

Gambar 11. Menuju pantai bagian timur

Gambar 12. Menuju ketimur pantai Klayar

Gambar 13. Pantai Klayar

14. Seruling laut

     Setelah cukup lama berada di pantai, kami meninggalkan pantai pada pukul 5.30 sore. Sekian cerita dari saya, terimakasih sudah membaca. 
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger