Udah lama nih nggak nulis cerita, ini disebabkan karena kesibukkan saya yang sekarang, ceile sok sibuk banget yah. Langsung aja yah ceritannya, jadi gini pada bulan Oktober 2013 kemarin ada temen saya yang ngrencanain pendakian, waktu itu temen-temen lagi gak pada sibuk jadilah kita berangkat hari Jum'at karena dua gunung yang akan didaki maka maka mau tidak mau kami harus mengasingkan diri dari peradaban kota selama tiga hari.
Bagian 1 Gunung Sumbing
Singkat cerita rombongan saya hanya dua orang (wah ini rombongan apaan nih sepi banget yah), sebenarnya kami rencana bertiga, namun karena adanya keperluan teman saya yang satunya memutuskan untuk menyusul pada hari sabtu, saat kami sudah turun dari gunung Sumbing.
Saat itu kami berangkat jam 1 siang. Ternyata waktu perjalanan dari Semarang ke Wonosobo tidaklah terlalu jauh, yakni 3 jam perjalanan. Pada saat itu kami lewat bandungan,sumowono,Temanggung kemudian Wonosobo jadi tidak memakan yang lama untuk sampai tujuan. Oh iya hari pertama kami mendaki gunung Sumbing terlebih dahulu via desa Garung, Wonosobo, jalur pendakian ini bersebrangan dengan jalur pendakian gunung Sindoro yakni desa Kledung, Temanggung.
Sampai Temanggung kami disambut dengan hujan grimis yang mulai membasahi pakaian kami, kami pun berhenti sejenak untuk menyiapkan jas hujan dan kembali melakukan perjalanan. Sampai di desa Garung kami pun istirahat di basecamp gunung Sumbing.
Gambar 1. Basecamp Gunung Sumbing
Setelah istirahat yang cukup kami memulai pendakian
pada pukul 4 sore. Perjalanan kami mendaki masih di temani dengan rintik-rintik hujan yang setia menemani dari kota Temanggung tadi. Menuju pos 1 kami melewati beberapa rumah penduduk desa garung yang senantiasa ramah dan murah senyum kepada setiap pendaki, kami pun menyapa balik setiap penduduk yang saat itu berpapasan. Tak terasa kami pun mulai menjauh dari rumah penduduk, hamparan ladang penduduk yang hijau nan indah pun menyambut. Perjalanan dari ladang merupakan jalanan berbatu, jalan ini sering dilewati penduduk sekitar untuk berkebun dan melakukan aktivitas lainnya diladang. 1,5 jam berlalu, kami pun sampai di batas hutan yang menandakan pos 1 sudah dekat. Hujan mulai mereda, di batas hutan kami istirahat untuk sedikit melepaskan lelah setelah lebih dari 1 jam berjalan.
Gambar 2. Memulai Perlajanan
Gambar 3. Ladang penduduk Gunung Sumbing
Setelah cukup beristirahat,kami pun mulai menuju pos 1. Maghrib tiba, suara adzan mulai berkumandang kesegala penjuru, kami yang masih berada dipos 1 menuju pos 2 pun berhenti. Sejenak berhenti, kami bertemu pendaki lain yang sedang melakukan perjalanan turun. Kami mulai membuka percakapan dan bertanya tentang medan yang akan dihadapi dan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda nanti. Ini adalah kali pertama saya dan teman saya mendaki di gunung Sumbing, maka dari itu kami harus banyak bertanya.
Satu jam terlewati,dua jam terlampaui, hingga tiga jam dari pos 1 akhirnya kami sampai di pos 3 yang sering disebut pestan/pasar setan. Kami tiba Pestan jam 10 malam, disini kami mulai mendirikan tenda, mulai makan dan membuat kopi untuk mengisi perut kami yang dari tadi menahan lapar dijalur pendakian. Setelah melahap bekal makanan yang sudah dibawa, kami mulai tidur untuk menyiapkan diri pada perjalanan diesok hari.
Gambar 4. Gunung Sindoro terlihat dari Pestan
Esok hari badai terjadi, sehingga kami harus menunggu dan menunda perjalanan untuk kepuncak. Pada pukul 6.30 udara diluar mulai tenang,badai yang tadi menerpa sudah perlahan hilang, kami pun segera memulai perjalanan setelah sarapan pagi.
Dari pestan untuk kepuncak sebenarnya cukup jauh yakni membutuhkan waktu 2 hingga 3jam. Diperjalanan kepuncak kami dihadapkan dengan trek berbatu dan licin karena banyak batu kecil yang mudah sekali bergerak dari tempatnya. 1 jam berlalu akhirnya kami sampai di pos 4 (watu kotak). Perjalanan pun berlanjut hingga pada pukul 9 pagi kami sampai di puncak Gunung Sumbing.
Gambar 5. Perjalanan ke puncak
Gambar 6. Trek berbatu menuju puncak
Gambar 7. Gunung Sindoro dari Puncak Gunung Sumbing
Gambar 8. Puncak Sumbing dibelakang terlihat Puncak Sejati Gunung Sumbing
Gambar 9. Puncak Kawah
Setelah puas menikmati pemandangan yang cerah dipuncak, panas terik pun mulai menyengat. Panas matahari mulai tidak bersahabat, kami pun mulai turun dari puncak pukul 10 pagi. Perjalanan turun kami membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 5jam perjalanan. Disepanjang perjalanan kami banyak berpapasan dengan pendaki dari berbagai daerah di Indonesia, walaupun tidak saling mengenal satu sama lain diantara kita saling sapa sudah menjadi hal biasa yang dilakukan oleh pendaki, keakraban diantara pendaki seakan membuat kita lupa dengan lelahnya perjalanan mendaki sebuah gunung. Pukul 3 sore hari, suara adzan asar mulai terdengar akhirnya kami sampai di basecamp pendakian Gunung Sumbing.
Bagian 2 Gunung Sindoro
Pukul 4 sore hari setelah istirahat dibasecamp Gunung Sumbing kami lanjut ke jalur pendakian Gunung Sindoro yang terletak di desa Kledung. Basecamp antara Gunung Sindoro dan Sumbing tidaklah jauh, kami hanya memerlukan waktu 10menit dengan mengendarai motor. Setelah sampai di desa Kledung saya menelfon teman untuk memberi kabar bahwa kami telah sampai di jalur pendakian Gunung Sindoro. Teman saya memberikan kabar dan memastikan bahwa ia akan segera menyusul dari Semarang. Setelah mendapat kepastian kabar, saya dan teman saya kemudian menunggunya dengan tertidur lelap.
Setelah lama istirahat kami bertiga mulai berjalan pada pukul 10 malam. Trek menuju pos 1 Gunung Sindoro ternyata tidak jauh berbeda dengan Gunung Sumbing, pertama-tama kita melewati rumah-rumah penduduk, kemudian melewati ladang hingga batas hutan. Sedikit referensi buat pembaca di jalur pendakian desa Kledung gunung Sindoro banyak warga yang menawarkan ojek motor hingga pos 1 tarif yang mereka tawarkan saat itu 15rb. Saat itu kami memilih untuk berjalan kaki, walaupun memakan banyak waktu, namun semua terbayarkan saat kami melihat pemandangan malam hari yang indah dan disebrang nampak jelas Gunung Sumbing yang berdiri kokoh. Sayangnya perjalanan dimalam hari itu hanya bisa kami nikmati dan tidak bisa kami abadikan, karena keterbatasan kamera yang kami gunakan saat itu.
Satu jam lebih kami berjalan, batas hutan dan pos1 mulai terlewati. Dari sini kami mendengar suara motor dari kejauhan. Kemudian suara itu pun makin jelas dan makin dekat, hingga motor itu melewati kami dan terus menerobos kearah hutan. Kami sempat berfikir mungkin ini ojek sampai puncak,haha. Setelah beberapa menit berjalan kami melihat motor itu telah terparkir rapi disebelah jalur pendakian, langkah kaki terus kami tapakkan, hingga kami menemui wanita yang terlihat pucat digendongan seorang pria yang berlarian dari dalam hutan. Kami menyapa dan sedikit bertanya, ternyata wanita itu sedang sakit dan motor yang tadi dipakkirkan dihutan adalah transportasi untuk mengevakuasinya.
Waktu menunjukan pukul 12 malam kami telah sampai di pos 2, banyak tenda telah berdiri, kami pun berhenti untuk istirahat dan bergabung dengan para pendaki lain yang sedang diluar tenda menghangatkan diri didekat api unggun. Teman saya sempat menyarankan untuk mendirikan camp disini, karena kondisi fisik kami yang mulai melemah. Namun karena jarak kepuncak cukup jauh dari sini, kami melanjutkan perjalanan, tetapi ketika sampai dipertengahan perjalanan ke pos 3 teman saya sudah merasa tidak kuat lagi, jadi mau tidak mau kami harus mencari tempat datar terdekat untuk mendirikan camp. Tenda berdiri, kami pun memakan bekal yang telah dibawa kemudian tidur, pada saat itu waktu menunjukan pukul 1 malam.
Ketika sampai dicamp pada pukul 5 sore hari, kami dikagetkan oleh tenda kami yang terbuka dan terlihat acak-acakan. Benar saja barang-barang yang kami tinggal sudah raib entah kemana. Sebenarnya kami sudah diberi tahu tentang rawannya jalur pendakian Kledung dari tangan-tangan pencuri, namun kondisi fisik kami yang kelelahan pada saat itu membuat kami kurang waspada terhadap pencuri gunung ini. Sejenak kami pun membuat makanan untuk mengisi perut kami yang sudah lama tak terisi. Setelah selesai makan dan packing akan pulang, salah satu teman saya memberi tahu 2 tas yang tadi kami kira sudah raib ternyata hanya dibuang dibalik semak-semak yang berjarak kurang lebih 15-20 meter dari tenda kami, walaupun banyak barang didalamnya hilang tetapi kami masih bersyukur karena masih ada tas untuk perjalanan pulang kami. Kami pun melanjutkan perjalanan turun, hingga pukul 8 malam kami telah tiba dibasecamp Gunung Sindoro dengan selamat. Sekian dari saya terimakasih sudah membaca.
Bagian 2 Gunung Sindoro
Pukul 4 sore hari setelah istirahat dibasecamp Gunung Sumbing kami lanjut ke jalur pendakian Gunung Sindoro yang terletak di desa Kledung. Basecamp antara Gunung Sindoro dan Sumbing tidaklah jauh, kami hanya memerlukan waktu 10menit dengan mengendarai motor. Setelah sampai di desa Kledung saya menelfon teman untuk memberi kabar bahwa kami telah sampai di jalur pendakian Gunung Sindoro. Teman saya memberikan kabar dan memastikan bahwa ia akan segera menyusul dari Semarang. Setelah mendapat kepastian kabar, saya dan teman saya kemudian menunggunya dengan tertidur lelap.
Gambar 10. Basecamp Gunung Sindoro
Sinar matahari mulai memudar, cahaya terang berganti gelap, malam pun tiba. Waktu menunjukan jam 7 malan, teman saya telah tiba dengan motor yang ia kendarai dari Semarang. Sejenak kami berbincang dan beristirahat untuk mempersiapkan pendakian nanti. Secangkir kopi menemani perbincangan kami bertiga, udara dingin yang menusuk membuat kopi kami terasa berkali lipat lebih nikmat.Setelah lama istirahat kami bertiga mulai berjalan pada pukul 10 malam. Trek menuju pos 1 Gunung Sindoro ternyata tidak jauh berbeda dengan Gunung Sumbing, pertama-tama kita melewati rumah-rumah penduduk, kemudian melewati ladang hingga batas hutan. Sedikit referensi buat pembaca di jalur pendakian desa Kledung gunung Sindoro banyak warga yang menawarkan ojek motor hingga pos 1 tarif yang mereka tawarkan saat itu 15rb. Saat itu kami memilih untuk berjalan kaki, walaupun memakan banyak waktu, namun semua terbayarkan saat kami melihat pemandangan malam hari yang indah dan disebrang nampak jelas Gunung Sumbing yang berdiri kokoh. Sayangnya perjalanan dimalam hari itu hanya bisa kami nikmati dan tidak bisa kami abadikan, karena keterbatasan kamera yang kami gunakan saat itu.
Satu jam lebih kami berjalan, batas hutan dan pos1 mulai terlewati. Dari sini kami mendengar suara motor dari kejauhan. Kemudian suara itu pun makin jelas dan makin dekat, hingga motor itu melewati kami dan terus menerobos kearah hutan. Kami sempat berfikir mungkin ini ojek sampai puncak,haha. Setelah beberapa menit berjalan kami melihat motor itu telah terparkir rapi disebelah jalur pendakian, langkah kaki terus kami tapakkan, hingga kami menemui wanita yang terlihat pucat digendongan seorang pria yang berlarian dari dalam hutan. Kami menyapa dan sedikit bertanya, ternyata wanita itu sedang sakit dan motor yang tadi dipakkirkan dihutan adalah transportasi untuk mengevakuasinya.
Waktu menunjukan pukul 12 malam kami telah sampai di pos 2, banyak tenda telah berdiri, kami pun berhenti untuk istirahat dan bergabung dengan para pendaki lain yang sedang diluar tenda menghangatkan diri didekat api unggun. Teman saya sempat menyarankan untuk mendirikan camp disini, karena kondisi fisik kami yang mulai melemah. Namun karena jarak kepuncak cukup jauh dari sini, kami melanjutkan perjalanan, tetapi ketika sampai dipertengahan perjalanan ke pos 3 teman saya sudah merasa tidak kuat lagi, jadi mau tidak mau kami harus mencari tempat datar terdekat untuk mendirikan camp. Tenda berdiri, kami pun memakan bekal yang telah dibawa kemudian tidur, pada saat itu waktu menunjukan pukul 1 malam.
Gambar 11. Tenda ditengah semak belukar Gunung Sindoro
Disini kami tertidur lelap hingga waktu menunjukan pukul 8 pagi, setengah jam kemudian kami melanjutkan perjalanan setelah sarapan pagi yang membuat kami kembali bersemangat. Karena lelah kami hanya membawa 1 tas dan meninggalkan tenda kami di Semak Belukar.
Setengah jam lebih berjalan akhirnya kami sampai dipos 3. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kepuncak yang masih jauh. Untuk mencapai puncak, disini kami harus melewati tiga puncak bayangan terlebih dahulu, wah serasa dipehapein ini,haha.
Gambar 12. Istirahat saat perjalanan kepuncak
Gambar 13. jalur menuju puncak
Gambar 14. Gunung Sumbing terlihat sedang tertutup awan
Setelah berjalan cukup lama akhirnya kami sampai puncak pukul 1siang hari, karena sudah sangat panas dan bau belerang yang sangat menyengat, jadi kami memutuskan langsung turun setelah beberapa menit mengambil gambar.
Gambar15. Terlihat kawah Gunung Sindoro
Gambar 16. Puncak Gunung Sindoro
Gambar 17. Puncak Gunung Sindoro
Ketika sampai dicamp pada pukul 5 sore hari, kami dikagetkan oleh tenda kami yang terbuka dan terlihat acak-acakan. Benar saja barang-barang yang kami tinggal sudah raib entah kemana. Sebenarnya kami sudah diberi tahu tentang rawannya jalur pendakian Kledung dari tangan-tangan pencuri, namun kondisi fisik kami yang kelelahan pada saat itu membuat kami kurang waspada terhadap pencuri gunung ini. Sejenak kami pun membuat makanan untuk mengisi perut kami yang sudah lama tak terisi. Setelah selesai makan dan packing akan pulang, salah satu teman saya memberi tahu 2 tas yang tadi kami kira sudah raib ternyata hanya dibuang dibalik semak-semak yang berjarak kurang lebih 15-20 meter dari tenda kami, walaupun banyak barang didalamnya hilang tetapi kami masih bersyukur karena masih ada tas untuk perjalanan pulang kami. Kami pun melanjutkan perjalanan turun, hingga pukul 8 malam kami telah tiba dibasecamp Gunung Sindoro dengan selamat. Sekian dari saya terimakasih sudah membaca.